Samuel Morse
Masa Muda
Samuel Finley Breese Morse lahir di Charlestown,
Massachussetts, Amerika, tanggal 27 April 1791. Dia adalah anak sulung dari
tiga putra keluarga Dr. Jedidah Morse, seorang pendeta dan ahli geografi.
Samuel muda dibesarkan dalam keluarga yang memegang teguh ajaran Alkitab
tentang penciptaan. Ayahnya juga penulis buku ajar geografi yang dipakai oleh
hampir semua sekolah pada waktu itu. Buku ini, setelah disunting ulang, tetap
dipakai hingga Dr. Morse wafat. Buku geografi karya Dr. Morse mencakup
pembahasan ilmiah mengenai terlindungnya hewan-hewan di dalam bahtera Nuh dan
penyebarannya ke seluruh bumi.
Keluarga Morse yang cukup berada mengirim ketiga putranya
ke sekolah Kristen berasrama, dan kemudian ke Yale College. Sebagai bagian dari
pelajarannya di Yale, Samuel melihat demonstrasi listrik, yang pada waktu itu
belum dipakai untuk hal-hal yang bermanfaat. Dia juga bereksperimen dengan
kamera "obskura" -- bentuk sangat sederhana dari kamera foto membuat
bayangan melalui lensa, dan kemudian bayangan itu dicetak pada dinding atau
layar dalam yang digelapkan. Tapi minatnya yang sesungguhnya adalah seni lukis,
dan dia mengembangkannya pada waktu senggangnya. Namun, ayah Samuel menganggap
bahwa menjadi seniman bukanlah pekerjaan yang cocok bagi pria terhormat.
Bakat Seni Berkembang
Samuel mulai bekerja pada seorang pencetak dan penjual
buku, tapi dia tidak menyukai pekerjaan itu. Pada waktu senggang, dia melukis.
Ketika bakatnya mulai diakui, ayahnya akhirnya setuju dan mengirim dia ke
Inggris untuk belajar seni. Di sana, bakat Samuel berkembang dan mendapat
pengakuan masyarakat. Bukti-bukti keberhasilannya, antara lain sebuah patung
yang disebut "Herkules Wafat", yang mendapat penghargaan bergengsi,
sebuah lukisan yang juga berjudul "Herkules Wafat", dan lukisan lain
yang disebut "Pengadilan Jupiter".
Ketika Morse kembali ke Amerika Serikat, dia berkeliling
ke berbagai kota mencari nafkah sebagai pelukis potret. Tokoh yang dia lukis,
antara lain James Monroe, presiden kelima Amerika Serikat, dan Jenderal
Perancis yang terkenal, Lafayette. Dia juga melukis adegan yang menggambarkan
praktik demokrasi. Sebuah lukisan besar, "Balai Perwakilan",
menggambarkan Dewan Perwakilan Rakyat Amerika Serikat sedang bersidang. Lukisan
ini mendapat pujian luas.
Meskipun karya-karyanya makin dikenal, penghasilan Morse
tetap tidak menentu. Dalam masa sulit tapi bahagia inilah Morse mulai
menghasilkan temuan-temuan ilmiah. Bersama saudaranya, Sidney, dia membuat
pompa air yang lebih baik dan sebuah mesin pemotong batu pualam.
Kelak Morse memadukan bakat seni dan ilmunya. Di
Perancis, dia melihat proses baru dalam fotografi, dan dia termasuk orang
pertama yang memotret di Amerika Serikat. Waktu itu, orang yang dipotret harus
duduk diam selama 10 menit. Karena cara ini tidak cocok untuk mengambil foto
orang, Morse bekerja sama dengan John Draper, seorang ilmuwan dan guru besar,
untuk meningkatkan proses kimia fotografi sehingga hanya diperlukan waktu
ekspos selama satu menit. Morse juga mengajar seni dan ilmu fotografi kepada
banyak orang.
Masalah Komunikasi
Apa sebabnya Morse menghentikan karier seninya yang sudah
berhasil dan memusatkan perhatian pada pengembangan telegrafi? Pada zaman
Morse, proses komunikasi sangat lambat. Dia mengalami sendiri masalah-masalah
yang disebabkan oleh kelambatan komunikasi itu.
Tahun 1811, ketika dia tiba di London sebagai siswa seni,
hubungan Inggris dan Amerika Serikat sedang sangat tegang. Kapal-kapal Inggris
menyerang kapal-kapal Amerika Serikat yang diyakini mengangkut barang untuk
musuh Inggris, yaitu Perancis. Akhirnya, Inggris berupaya mengadakan
rekonsiliasi. Sayangnya, ketika pesan itu sedang dalam perjalanan yang lamanya
satu bulan melintasi Samudra Atlantik pada tahun 1812, Amerika Serikat sudah
menyatakan perang. Perang ini berakhir dua tahun kemudian. Sesudah perjanjian
perdamaian ditandatangani, tentara Amerika dan tentara Inggris masih terlibat
dalam pertempuran besar lain karena tidak tahu bahwa perang sudah usai.
Kelambatan komunikasi juga memengaruhi Morse secara
pribadi. Tahun 1825, istrinya yang masih muda meninggal mendadak di New Haven,
Connecticut, terpisah 500 kilometer dari Washington D.C., tempat Morse berada.
Dia tidak bisa menghadiri pemakaman istrinya karena beritanya baru sampai
kepadanya melalui pos satu minggu kemudian. Morse menyadari bahwa masalah
internasional dan personal yang dia alami bisa dicegah jika listrik bisa
dipakai untuk komunikasi.
Menciptakan Sandi Telegrafi dan Morse
Morse mendapat gagasan tentang telegrafi elektromagnetik
rangkaian tunggal ketika dia berada dalam pelayaran menuju Amerika Serikat dari
Eropa tahun 1832. Dengan bantuan Leonard Gale, dosen ilmu alam, Morse
mengembangkan gagasannya menjadi model yang operasional selama lima tahun. Ini
meliputi penggunaan sandi titik dan garis untuk huruf-huruf abjad, yang dikenal
sebagai Sandi Morse. Titik dan garis disalurkan sebagai pulsa listrik pendek
dan panjang, dengan sela di antaranya.
Dia mendemonstrasikan telegrafi kepada para usahawan
dengan harapan mereka mau membiayai pembangunan jalur telegrafi. Karena tidak
ada penanam modal swasta yang tertarik, dia menghabiskan waktu satu tahun lagi
untuk membangun model yang lebih baik dan mendemonstrasikannya kepada pemerintah
Amerika Serikat. Lagi-lagi, dia tidak berhasil mendapatkan bantuan keuangan.
Morse pergi ke Inggris dan Eropa selama satu tahun untuk mencari dukungan
keuangan, tapi gagal juga.
Sekembalinya di Amerika Serikat, dia mencoba menarik
minat masyarakat. Dia memasang kawat terisolasi melintasi pelabuhan New York
dan mengumumkan di surat-surat kabar bahwa dia akan melakukan demonstrasi umum.
Tapi malang, jangkar sebuah kapal tersangkut memutuskan kawatnya. Alih-alih
dukungan, Morse malah mendapat cemoohan. Selama sebelas tahun penuh frustrasi,
Morse tidak memunyai uang dan sering kelaparan. Namun, dia tidak pernah
mengalihkan pandangannya dari Tuhan. Pada masa sulit ini, dia menulis,
"Saya sangat yakin bahwa, meskipun terasa aneh, semua ini diatur oleh tangan
Bapak Surgawi."
Keberhasilan Telegrafi Pertama
Tahun 1843, Morse berupaya lagi menarik minat pemerintah
Amerika Serikat untuk membiayai penerapan telegrafinya. Kali ini dia berhasil.
Meskipun banyak kesulitan teknis, dia berhasil membangun jalur telegrafi pertama
dari Washington ke Baltimore dengan anggaran yang tersedia dan dalam waktu yang
ditentukan. Tanggal 24 Mei 1844, semuanya sudah siap. Kata-kata untuk pesan
pertama dipilih oleh seorang wanita Kristen muda, putri sahabatnya. Dia memilih
kata-kata "keajaiban yang diperbuat Allah" dari Kitab Bilangan 23:23
karena wanita ini menyadari bahwa Tuhanlah yang telah mengilhami dan mendukung
Morse selama ini.
Morse Menghadapi Pengadilan
Keberhasilan telegrafi mendatangkan ketenaran bagi Morse
dan akhirnya juga perbaikan keuangan. Namun, sukses ini juga mengundang banyak
orang culas untuk mengaku bahwa merekalah penemu telegrafi. Ada juga yang hanya
ingin membangun telegrafi tanpa harus membayar Morse untuk memeroleh hak itu.
Akhirnya, tuntutan pengadilan ini sampai di Mahkamah Agung Amerika Serikat.
Mahkamah memutuskan bahwa "hanya Morse, tahun 1837, yang telah mencapai
hasil paling sempurna, yang bisa digunakan untuk keperluan praktis dan
keperluan masyarakat. Telegrafi tidak pernah diciptakan, disempurnakan, atau
dipakai untuk kegunaan praktis sebelum dilakukan oleh Morse".
Mengenai bantuan yang diperoleh Morse dari orang lain,
hakim berkata, "Kenyataan bahwa Morse mencari dan memeroleh informasi yang
diperlukan dari sumber-sumber yang terbaik, dan bekerja atas dasar informasi
ini, tidak mengurangi haknya sebagai penemu, juga tidak mengurangi
jasanya."
Kesungguhannya Sebagai Orang Kristen
Samuel Morse adalah Kristen yang sepenuhnya berserah
kepada Tuhan. Beberapa tahun sebelum meninggal, dia menulis: "Semakin saya
mendekati akhir perjalanan ziarah ini, makin jelas bahwa Alkitab berasal dari
Allah; kebesaran dan keagungan pertolongan Tuhan bagi manusia yang berdosa
semakin saya sadari, dan masa depan diterangi dengan harapan dan
sukacita."
Kepercayaan Morse kepada Juru Selamat dan Tuhannya, Yesus
Kristus, tampak nyata dalam semua aspek kehidupan dan pekerjaannya. Selama
tahun-tahun penuh kemiskinan, kesedihan, frustrasi, dan cemooh, Morse selalu
mengandalkan berkat Allah yang tak berkesudahan, dan mengatakan: "Hanya
Dia yang bisa menopang saya ... melalui semua percobaan saya."
Meskipun sering kekurangan, Morse selalu menyumbang
banyak untuk pekerjaan Tuhan. Dia mendukung para misionaris dan badan-badan
yang mendidik pendeta. Dia juga menyediakan waktunya untuk Allah. Di gerejanya,
dia mendirikan salah satu sekolah minggu yang pertama di Amerika Serikat.
Meskipun pekerjaan sering memisahkannya dari istri dan anak-anaknya, dia
memakai waktu tersebut untuk memberi semangat kepada sesama Kristen dan
mempromosikan gagasan sekolah minggu.
Samuel Morse membuat revolusi dalam komunikasi dengan
menerapkan ilmu. Tapi selain itu, "dia dapat disejajarkan dengan
seniman-seniman potret terbesar di dunia". Dia tetap seorang Kristen yang
rendah hati, yang menggambarkan karyanya dengan mengaku, "Semuanya adalah
karya DIA .... 'Bukan bagi kami, tapi bagi nama-Mu-lah, ya, Tuhan, semua
pujian.'"
Morse tidak melihat konflik antara pengetahuan ilmiahnya
dengan agama Kristen. Bahkan, dia yakin bahwa "pendidikan tanpa agama
adalah berbahaya karena aturan-aturan kekristenan yang sederhana dan masuk akal
akan digantikan oleh teori-teori yang sembarangan".
No comments:
Post a Comment